Makassar || SniperTuntas.com-
Surat penggunaan fasilitas VIP Room Bandara Soekarno Hatta oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bocor di media sosial.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat ini melakukan perjalanan dinas ke luar negeri dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta International Airport, Cengkareng, pada Minggu (01/10/2023).
Syahrul Yasin Limpo dikabarkan tiba dengan pesawat Qatar Airways pada pukul 15.25 WIB. Saat tiba, Syahrul Yasin Limpo akan beristirahat sejenak di VIP room Bandara Soekarno-Hatta.
Surat penggunaan VIP Room disampaikan oleh officer in charge PT Angkasa Pura II Samsul Sutanto.
Surat yang bocor ke publik tersebut berisi penjelasan tentang jadwal penggunaan dan ketentuan terkait penggunaan VIP room bandara bagi pejabat negara.
Antara lain, pengantar atau penjemput dalam ruang VIP maksimal 5 orang. Lebih dari 5 orang, harus ada izin tertulis dari Sekretaris Presiden. Begitu juga penggunaan halaman parkir VIP dikhususkan hanya untuk kendaraan VIP.
KPK temukan senjata api saat geledah rumah dinas Mentan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan sejumlah senjata api dalam penggeledahan di rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Komplek Widya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/9).
“Apa betul ada senjata api, kami ingin jelaskan bahwa kami sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya tentunya terkait temuan yang ada dalam penggeledahan itu,” kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengunjungi model pertanian screen house hortikultura di wilayah Almeria, Spanyol. Sebagai salah satu upaya menguatkan sektor pertanian lintas negara.
“Saya datang ke Almeria dan bertemu petani Pak Tomas untuk melihat apa-apa saja yang bisa diterapkan di Indonesia. Mengapa? Karena masalah pangan harus ditangani lintas negara,” kata Mentan SYL dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Mentan melihat secara langsung perkebunan screen house modern yang dibangun di atas lahan 5 hektare yang dulunya merupakan lahan marjinal atau lahan tandus karena selama ribuan tahun lalu hanya terisi gurun pasir.
Masyarakat Almeria yang mayoritas dulunya adalah penggembala karena keterbatasan sumber daya alam, sejak 40 tahun terakhir mulai memanfaatkan lahan untuk pertanian.
Hasilnya pertaniannya, diakui SYL, cukup luar biasa karena tanaman sejenis green paper California khas daerah tersebut tumbuh subur. Bahkan juga ada mentimun dari Monsanto dengan ukuran yang besar.
“Ini luar biasa, saya belum pernah melihat yang sebesar ini dimanapun, dimana lahan kering disulap menjadi lahan produktif melalui teknologi green house,” kagum Mentan SYL
Dirinya berharap green house bisa direplikasi di Indonesia terutama daerah yang memiliki karakteristik agroekosistem marjinal yang sama karena Indonesia punya banyak lahan marjinal kering