Takalar/SulSel,SniperTuntas.com-
Pelaku kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Dusun Manggulabbe Desa Patani Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar Propinsi Sulawesi Selatan. Oknum adalah Anjas Asmara Dg Lalllo yang di duga adalah mafia proyek siluman yang membuat dirinya marah kepada oknum wartawan yang telah terbit dalam pemberitaan di media Repormasi bangsa , yang di muat kurang lebih satu bulan lalu .
Kardewa Yang Dalam menjalankan tugas jurnalistiknya untuk melakukan klarifikasi, Konfirmasi lebih lanjut ke kantor Camat Mappakasunggu, tiba-tiba di panggil paksa dan di hadang oleh pelaku Anjas rnelancarakan aksi tindakan kekerasan berupa penganiayaan dengan cara kra jaket di genggam keras sambil di seret hingga beberapa meter ke dalam pelataran Puskesmas Pembantu ( Pustu ), dilanjutkan dengan mencekik keras tenggorokan hingga terdorong sampai di tiang beton Pustu hingga kesulitan bernapas, lanjut hendak menikam dengan senjata tajam ( sajam ) berupa badik di depan pustu yang disaksikan 3 orang temannya di pustu, dan saat kejadian sempat menjadi tontonan beberapa warga lain, serta 4 pengendara motor sempat berhenti menyaksikan kejadian yang terjadi di Dusun Mangngulabbe Desa Patani Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar Propinsi Sulawesi Selatan sekitar jam 10.30 Wita pada hari Rabu 18 Oktober 2023 .
Adapun kronologi yang dialami Kardewa menceritakan saat dirinya dalam perjalanan dari Rumahnya di Desa Banyuanyara menuju kantor kecamatan Mappakasunggu ( Mapsu ) untuk menjumpai Zainal Sudarman Sp, kepala Kecamatan Mapsu, untuk konfirmasi tindak lanjut terķait pembangunan jalan rabat beton di Desa Pabbatangan yang telah di beritakan sebelumnya , namun perjalanannya saat melewati Dusun Mangngulabbe Desa Patani tepatnya di depan gedung Pustu berhadapan SMP juga tidak jauh dari Kantor Desa dan Kantor Polsek , mendengar dirinya di teriaki dengan suara lantang oleh Anjas .
Kardewa berhenti dan turun dari motornya untuk mencari tahu ada apa Anjas meneriakinya dan memintanya singgah dengan Suara lantang , saat itu Kardewa melihat Anjas dengan posisi telah menenteng sebatang balok , entah mengapa saat kardewa melirik sekejab Anjas menyimpan balok di pelataran Pustu dan dengan cepat masuk kedalam pustu ( seperti mengambil sesuatu dari dalam yang sudah di siapkan ) lalu buru-buru kembali keluar langsung kearah Kardewa dan menarik kra jaket serta menyeret dengan keras beberapa meter masuk ke dalam pelataran Pustu hingga membuat Kardewa Panik, kaget, kesakitan akibat di seret dan di cekik tenggorokannya, serta ketakutan saat Anjas memegang sajamnya berupa Badik yang hendak di pergunakan untuk menikam Kardewa .
Lanjut Ķardewa mengatakan Anjas marah dan tidak menerima kegiatan Pekerjaan Proyek kelompok Tani di Desa Patani yang di beritakan sebelumnya di Media Reformasibangsa dengan judul ” proyek irigasi tersier Siluman nyasar di Desa Patani “. dengan arogan Anjas minta klarifikasi , namun sebelumnya pekerjaan tersebut di akui pihak terkait bahwa pekerjaan itu memang tidak ada Papan Bicara dengan Dalih tidak ada di dalam Rancangan Anggaran Biaya ( RAB ), ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan PP No. 61 Tahun 2010 .
Ironisnya lagi, stap ini ( Anjas Asmara ) mengaku kepada Kardewa wartawan reformasibangsa bahwa itu adalah Pekerjaannya, namun tidak di ketahui Anjas dìsini Kapasitas serta kewenangannya sebagai apa hingga dirinya marah dan meminta klarifikasi pemberitaan pada proyek pembangunan saluran irigasi yang dikerjakan tanpa papan Bicara yang setelah penelusuran media di ketahui proyek pembangunan itu dari dinas Pertanian kabupaten Takalar .
” kenapa kamu beritakan pekerjaanku, kamu tidak tau ya saya yang kerja itu proyeka, ” ucap Kardewa menirukan ucapan Anjas dalam bahasa makassar saat dirinya di seret Paksa oleh Anjas pada bagian kra jaketnya dengan tangan kanan sampai masuk ke pelataran Pustu .
” kukira pekerjaannya Nandar itu ” ucap Kardewa ke Anjas yang masih diremas keras pada kra jaketnya .
” pekerjaanku itu, ( Akunya lagi, Padahal dirinya adalah aparat Desa, apa hubungannya Dengan proyek dari Dinas Pertanian ? ), itu iparnya Nandar ( sambil menunjuk salah satu temannya saat dirinya mencekik keras tenggorokan Kardewa ) ” .kembali Anjas berucap ditirukan Kardewa yang telah di cekik keras tenggorokannya hingga kesulitan bernapas .
” lanjutka na cekik tenggorokan ku dengan tangan kanannya sampai tersandar di Tiang beton pustu hingga saya kesulitan bernapas, baru lanjut kuliat tangan kirinya memegang badiknya mau menikam, disertai ucapannya, ku tobo’ko ( kutikam kamu ) ” . Ucap Kardewa kembali menceritakan kelakuan tidak terpuji Anjas sebagai seorang aparat Desa terhadap Dirinya .
Dalam Kejadian itu sempat di larai Oleh ipar Nandar hingga Kardewa bisa lepas dari cekikan dan penikaman Sampai dapat menjauh dan pergi mengambil motornya meninggalkan tempat kejadian Perkara ( TKP ) kembali pulang ke rumahnya untuk menenangkan hingga membuatnya tidak dapa lanjut ke kantor kecamatan untuk Konfirmasi .
Kardewa yang kini menderita sakit pada bagian tenggorokan, baik saat menelan ludah atau menelan air saat minum serta rasa takut dan trauma dari kejadian yang menimpanya .
tidak terima dirinya di aniaya dan diancam dengan sajam berupa badik serta dihalangi pekerjaannya sebagai wartawan untuk penegakan hukum dirinyapun mendatangi Polsek Mapsu untuk melaporkan kejadian yang menimpanya.
Hingga beriita di terbitkan Kardewa telah menerima laporan resmi dengan bukti surat tanda penerimaan laporan dengan nomor : STPL / 27 / 2023 / Sek Mapsu.(*)
Lp : KRDW