SOPPENG |SNIPERTUNTAS.COM-Aktivitas mencurigakan di SPBU 7490882 Kabupaten Soppeng kembali menjadi sorotan publik setelah rekaman video menampilkan seorang karyawan tengah mengisi puluhan jerigen berisi solar subsidi ke dalam sebuah mobil Kijang. Peristiwa yang terjadi pada minggu (07/12/2025) sontak menimbulkan pertanyaan besar tentang siapa pelaku, apa motifnya, serta bagaimana praktik penyalahgunaan BBM bersubsidi ini dapat terjadi secara terang-terangan.
Dugaan penyimpangan ini terungkap ketika warga merekam langsung proses pengisian jerigen yang dilakukan di area SPBU. Dalam video tersebut terlihat jelas karyawan SPBU melayani pembeli yang membawa banyak jerigen, sesuatu yang seharusnya dilarang sesuai aturan penyaluran BBM subsidi. Warga yang merekam mengungkapkan bahwa kejadian semacam ini bukan pertama kali terjadi, sehingga menimbulkan dugaan adanya praktik terorganisir.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa mobil Kijang yang digunakan diduga ada beberapa jerigen diatas mobil untuk menampung banyak jerigen berisi solar bersubsidi, sehingga dapat membawa jumlah solar subsidi dalam volume besar. Aktivitas ini diduga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penampungan ilegal atau penjualan kembali dengan harga lebih tinggi. Meski demikian, belum ada keterangan resmi dari pihak SPBU ataupun aparat terkait mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Warga meminta pemerintah daerah dan aparat kepolisian segera turun tangan untuk menindaklanjuti kasus yang merugikan masyarakat kecil ini. Mereka menilai perlu ada pengawasan ketat, termasuk pemeriksaan terhadap manajemen SPBU dan karyawan yang terlibat. Penertiban dianggap penting agar penyaluran BBM subsidi kembali tepat sasaran dan tidak dijadikan ladang bisnis ilegal oleh pihak tertentu.
Hingga rilis ini diterbitkan, pihak Pertamina maupun manajemen SPBU 7490882 Soppeng belum memberikan penjelasan resmi atas temuan tersebut. Publik kini menunggu langkah tegas: kapan tindakan akan diambil, siapa yang akan dimintai pertanggungjawaban, dan bagaimana pemerintah memastikan kejadian serupa tidak terulang. Kasus ini diharapkan menjadi pintu masuk untuk pembersihan praktik nakal yang merugikan masyarakat luas,” Khususnya
(*)























