Sabtu, Juli 27, 2024

Kasus Penghinaan Jual Diri Dan Penggelapan Uang Pegawai PT PNM Mekar Cabang Takalar, Memasuki Babak Baru

TAKALAR, SniperTuntas.Com — Pegawai PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekar cabang Takalar yang berinisial (AY) kini memasuki babak baru pasca dihina oleh bosnya sendiri Kepala Cabang (Kacab) Nurjannah atau akrab disapa Ibu Anna.

Babak baru disangkakan Kacab PNM Mekar cabang takalar Ibu Nurjannah alias Anna atas dugaan penggelapan uang, laporan tersebut dengan Nomor Polisi LP/B/82/III/2023/SPKT/PolreaTakalar/Polda Sulsel Tanggal 27 Maret 2023

Sehubungan dengan Laporan Dugaan penggelapan tersebut dilakukan oleh (AY) lantaran menemukan pesan melalui pesan SMS Banking miliknya bahwa ada transaksi sebanyak 2 kali.

“Saya mendapatkan 2 kali transaksi SMS banking milik ku masing-masing sebesar, yang pertama Rp 950 ribu yang kedua Rp 3.350 ribu jadi total penarikan sebesar Rp 4.300 ribu pak” ungkapnya saat diwawancarai melalui via Telfond whatsaap Senin (27/03/2023)

Ia juga herang kenapa mesti dirinya yang harus yang menanggung semua pembayaran para nasabah, padahal bukan saya yang mengambil uang tersebut.

“seolah-olah saya yang berutang, masa iyya harus saya yang bayarkan hutang nasabah” ungkapnya melalui via pesan singkat whatsaap.

Sebelum hal tersebut dilakukan Kacab PNM ibu Anna melakuakan penarikan uang di rekening milik (AY), ibu Anna telah mempermalukan (AY) dengan ucapan yang tak sepantasnya diucapkan seorang Kacab.

“Karena belum rampung tagihan pinjaman nasabahku, Ibu Anna marah. Disitu dia katai saya anjing, setan, bahkan saya diminta untuk melacurkan diri agar bisa mendapat uang untuk menutupi pinjaman nasabah yang setorannya tidak mencapai target,” katanya saat dikonfirmasi langsung, Minggu (26/03/2023).

Tak hanya itu, aku (AY), dirinya dipaksa untuk mendatangi rumah keluarganya dan meminjam uang ke keluarganya agar bisa merampungkan setorannya ke kantor malam itu juga.

“Selain na suruh ka jual diri, saya juga di suruh pergi ke rumahnya keluargaku pinjam uang, alasannya untuk menutupi kekurangan angsuran nasabah padahal saat itu sudah masuk waktu subuh,” jelasnya.

Untuk menutupi kekurangan angsuran nasabah yang akan disetor ke kantornya, Sintia terpaksa menggunakan uang pribadinya sebesar Rp2 juta.

“Malam itu saya harus setor ke kantor sekitar Rp6 juta, karena nasabah tidak ada yang membayar. Makanya saya pakai uang pribadiku, sisanya tinggal Rp4 juta itu belum ada,” sambungnya.

Meskipun dirinya sudah memberikan uang pribadinya, atasannya tetap meminta untuk merampungkan sisa setoran yang ada. Sehingga smartphone dan buku rekening tabungan Sintia pun disita secara paksa dengan alasan jaminan.

“Bos ku tidak terima alasan, pokoknya harus rampung. Makanya buku tabungan dan handphoneku di ambil paksa sebagai jaminan,” ungkapnya.

Ia mengaku, saat kejadian penghinaan dini hari itu ia bersama tiga rekan lainnya. Dua diantaranya adalah rekan sesama penagih, dan satunya lagi adalah Wakil Kepala Cabang PNM Mekaar Takalar.

“Ada tiga teman saya yang hadir pada saat saya di marah-marahi dan disuruh jual diri, dua orang sama dengan jabatan saya, dan yang satunya adalah wakil kepala cabang,” terang AY

Setelah kejadian tersebut, dirinya memilih tidak masuk kerja dan berencana akan mengundurkan diri lantaran trauma.

Hingga berita ini di tayangkan, Kepala Cabang PNM Mekaar Nurjannah dan Kepala Area Rara yang berusaha di konfirmasi via telepon dan WhatsApp, belum memberikan tanggapannya.

Diketahui PNM Mekaar Takalar beroperasi di Dusun Pa’gannakkang, Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. PNM Mekaar merupakan layanan permodalan berbasis kelompok yang diperuntukan bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha.

PT Permodalan Nasional Madani atau biasa disingkat menjadi PNM, adalah anak usaha BRI yang berbisnis di bidang pembiayaan mikro.

Lp ; (ADP) P R M G I

.

.

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

BERITA TERKINI

Recent Comments